Blog

Kenapa Harus Melakukan Pap Smear?

3 Februari, 2025 by Maia

Kenapa Harus Melakukan Pap Smear?

Apa yang Anda perlu ketahui:

  • Pap smear merupakan prosedur pengambilan sampel jaringan dari leher rahim untuk  mendeteksi adanya sel kanker.
  • Pada usia 21-29, seorang wanita dianjurkan melakukan Pap smear 3 tahun sekali. 
  • Lalu untuk usia di atas 30 tahun, Anda dianjurkan untuk melakukan Pap smear dan tes HPV setiap 5 tahun sekali. 

Pap smear merupakan prosedur pemeriksaan yang penting untuk dilakukan oleh wanita dalam upaya untuk mendeteksi dini kanker serviks. Secara lebih tepat, pemeriksaan ini perlu dilakukan secara berkala agar kelainan sel dalam serviks dapat terdeteksi dan ditangani dengan cepat.

Apa itu Pap smear?

Pap smear merupakan prosedur pengambilan dan pemeriksaan sampel jaringan dari leher rahim (serviks). Tujuan dari pengambilan sampel jaringan ini adalah untuk mendeteksi kanker serviks sejak dini. Kanker serviks dapat disebabkan oleh HPV (human papillomavirus), yang dapat disebarkan melalui hubungan seks dan kontak kulit lainnya.

Selain mendeteksi kanker serviks, Pap smear juga bisa dilakukan untuk mendeteksi infeksi menular seksual (IMS) atau infeksi lainnya pada vagina. 

Prosedur ini dapat dilakukan oleh seorang ginekolog dan hanya memakan waktu sekitar 10-20 menit. Saat melakukan Pap smear, dokter akan membuka vagina dengan menggunakan spekulum, lalu dokter akan mengambil sampel jaringan menggunakan spatula. 

Anda dapat langsung pulang setelah prosedur ini. Akhirnya, sampel tersebut akan diperiksa oleh laboratorium untuk mendeteksi adanya sel kanker atau tidak pada sampel tersebut.

Hasil Pap smear

Hasil dari Pap smear dapat dikatakan negatif jika sampel yang dianalisa oleh laboratorium tidak mengandung sel abnormal. Jika hasilnya negatif, Anda tidak perlu melakukan pemeriksaan lanjutan sampai pap smear lanjutan. 

Namun, hasil Pap smear akan dikatakan sebagai positif jika sampel memiliki sel abnormal, baik kanker maupun lesi pra-kanker. Hasil positif dapat disebabkan oleh jenis sel abnormal berikut ini:

  • Kanker sel skuamosa dan adenokarsinoma: Jika sel jenis ini ditemukan, Anda kemungkinan besar mengalami kanker serviks.
  • Sel glandular atipikal: Sel abnormal ini menghasilkan lendir namun belum bisa dipastikan jika sel ini akan berubah menjadi sel kanker atau tidak. 
  • Lesi skuamosa atipikal: Sel-sel ini dalam waktu cepat atau lambat dapat berubah menjadi sel kanker. 
  • Sel skuamosa atipikal: Sel abnormal ini tumbuh di jaringan yang melapisi dinding rahim. Belum tentu sel kanker, sel skuamosa atipikal dapat disebabkan oleh HPV, infeksi jamur, ataupun tumor jinak.

Perlu diketahui, hasil Pap smear tidak selalu akurat. Hasil negatif palsu juga dapat terjadi jika Anda memiliki sel abnormal namun tidak terlihat saat Pap smear dilakukan. 

Jika Anda mendapatkan hasil positif, dokter akan menyarankan pemeriksaan lanjutan kolposkopi untuk memeriksa jaringan vagina, leher rahim, dan vulva secara lebih dalam.

 

Kapan harus melakukan Pap smear?

Menurut panduan dari American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), setiap wanita dianjurkan untuk melakukan Pap smear 3 tahun sekali pada usia 21–29 tahun. Setelah itu, jika Anda sudah berusia di atas 30 tahun, Anda tetap dianjurkan untuk melakukan Pap smear dan tes HPV secara bersamaan setiap 5 tahun sekali.

Selain itu, Pap smear rutin lebih diutamakan bagi kalangan berikut ini:

  • Memiliki anggota keluarga dengan riwayat kanker serviks.
  • Pengidap kondisi immunocompromised (daya tahan tubuh yang lemah) akibat perawatan kemoterapi, penggunaan kortikosteroid, dan prosedur transplantasi organ.
  • Mengidap penyakit menular seksual (IMS), seperti penyakit HIV/AIDS dan infeksi HPV.
  • Sering mengalami perdarahan setelah melakukan hubungan intim.
  • Mengalami perdarahan abnormal yang bukan disebabkan karena menstruasi.
  • Aktif secara seksual dan belum mendapatkan vaksin HPV.
  • Perokok.
  • Ibu hamil yang sedang diresepkan obat hormon diethylstilbestrol untuk meminimalkan risiko kelahiran prematur, komplikasi kehamilan, dan keguguran.
  • Wanita yang sudah menjalani histerektomi total untuk mengangkat rahim dan leher karena kanker rahim dan serviks.

Sementara itu, golongan berikut ini tidak harus melakukan pemeriksaan Pap smear secara rutin, yaitu:

  • Wanita berusia di atas 65 tahun dengan riwayat hasil pap smear yang negatif
  • Wanita yang telah menjalani prosedur histerektomi yang bukan disebabkan oleh kanker.

Ingin tahu kondisi tubuh secara lebih mendalami? Dengan PLans, Anda dapat mencatat gejala harian untuk mengetahui kondisi kesehatan reproduksi serta mendapatkan prediksi siklus yang akurat, sehingga kondisi abnormal dapat terdeteksi dengan mudah.

Sumber

Mutch, D. (n.d.). Why Annual Pap Smears Are History – But Routine Ob-Gyn Visits Are Not. ACOG. Diakses 25 Januari, 2025, dari https://www.acog.org/womens-health/experts-and-stories/the-latest/why-annual-pap-smears-are-history-but-routine-ob-gyn-visits-are-not

Pap Smear: Test, Age, Duration, Results & Frequency. (2024, 19 August). Cleveland Clinic. Diakses 15 Januari, 2025, dari  https://my.clevelandclinic.org/health/diagnostics/4267-pap-smear