Blog

Endometriosis: Penyebab, Gejala dan Pengobatan

31 Juli, 2024 by Maia

Endometriosis: Penyebab, Gejala dan Pengobatan

Apa yang Anda perlu ketahui:

  • Endometriosis adalah kondisi dimana jaringan lapisan dinding rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim.
  • Kondisi ini ditandai oleh dengan adanya nyeri ketika berhubungan seksual, nyeri ketika menstruasi, nyeri ketika buang air besar atau buang air kecil dan atau infertilitas.

Endometrium berasal dari bahasa Yunani dengan “endo” yang memiliki arti “dalam”, “metra” “uterus atau rahim” dan “osis” “penyakit”. Sebelum menstruasi, lapisan dinding rahim akan menebal agar sel telur yang dibuahi dapat menempel dan berkembang. 

Bila sel telur tidak dibuahi, maka lapisan dinding rahim akan luruh dan keluar dari tubuh sebagai  darah menstruasi. 

Pada kasus endometriosis, endometrium tumbuh di luar rahim dengan lokasi yang bervariasi. Lokasi endometriosis bisa ditemukan di ovarium, lapisan dalam perut (peritoneum), vagina, usus, atau saluran kemih. Bahkan endometriosis juga bisa ditemukan di lapisan paru - paru, lapisan jantung atau sistem saraf sentral. Kondisi ini membuat jaringan endometrium tidak bisa luruh dan keluar dari tubuh.  

Alhasil, endometriosis akan menyebabkan peradangan pada jaringan sekitar endometrium. 

Penyebab endometriosis

1. Pemahaman mengenai mekanisme terjadinya endometriosis masih belum diketahui dengan pasti namun terdapat teori - teori yang diduga menjadi mekanisme terjadinya endometriosis. Beberapa teori tersebut ialah sebagai berikut.

2. Teori Sampson : Endometriosis terjadi karena adanya menstruasi retrograde yaitu fragmen menstruasi bermigrasi melalui tuba fallopi menuju ke rongga perut untuk berkembang dan menyebabkan terjadinya peradangan kronis. Namun tidak semua wanita yang alami endometriosis ditemukan adanya menstruasi retrograde.

3. Teori metaplastik coelomik : Teori ini berpendapat bahwa sel-sel dari lapisan coelomik (lapisan mesodermal yang melapisi rongga tubuh) mengalami perubahan menjadi jaringan yang mirip dengan endometrium. Sel-sel coelomik ini bertransformasi menjadi sel-sel endometrial di luar rahim, seperti pada ovarium atau peritoneum.

4. Teori Imunologi : Gangguan pada sistem kekebalan tubuh dapat menyebabkan tubuh gagal mengenali dan menghancurkan jaringan endometrial yang tumbuh di luar rahim.

5. Stem cells menyebar melalui aliran darah dan sistem limfatik. 

Faktor Risiko Endometriosis

Beberapa faktor ini dapat meningkatkan risiko terjadinya endometriosis:

  • Riwayat keluarga dengan endometriosis terutama ibu kandung atau kakak adik yang mengalami endometriosis.
  • Kadar hormon estrogen yang tinggi
  • Menstruasi sebelum usia 11 tahun
  • Siklus menstruasi pendek (kurang dari 27 hari)
  • Menstruasi yang berat dengan durasi lebih dari 7 hari
  • Infertil atau tidak subur
  • Terlambat menopause

Gejala Endometriosis

Gejala Endometriosis berbeda-beda pada setiap kasus. Pada kasus ringan, Anda mungkin tidak merasakan apa pun. 

Pada umumnya, gejala-gejala berikut ini bisa jadi tanda endometriosis:

  • Nyeri panggul hebat terutama pada saat menstruasi.
  • Nyeri ketika berhubungan seksual
  • Nyeri ketika buang air besar dan buang air kecil
  • Darah haid yang banyak sehingga ganti pembalut berkali-kali
  • Mual, konstipasi, dan diare saat menstruasi
  • Sulit hamil

Diagnosis endometriosis

Diagnosis akan dilakukan oleh dokter spesialis obstetri dan ginekologi (obgyn). Diagnosis akan dimulai dengan anamnesis sebelum melakukan pemeriksaan fisik melalui vagina.

Endometriosis cukup sulit untuk didiagnosa, karena banyak penyakit memiliki gejala yang serupa.

Demi membantu menegakkan diagnosisnya, pemeriksaan lanjut seperti USG, MRI, biopsi, urinalysis, dan laparoskopi dapat dilakukan. 

Pengobatan endometriosis

Pada umumnya, pengobatan kasus endometriosis bergantung pada beratnya gejala. Pengobatan akan meliputi pemberian obat seperti anti-nyeri, dan terapi hormon. Namun, pada kasus yang lebih berat, tindakan bedah akan diperlukan. Terapi hormonal menjadi kurang cocok pada penderita yang menginginkan memiliki keturunan karena mempengaruhi ovulasi. Pilihan perawatan untuk infertilitas akibat endometriosis meliputi pengangkatan melalui pembedahan laparoskopi, stimulasi ovarium melalui inseminasi intrauterin (IUI) dan fertilisasi in vitro (IVF) dengan tingkat keberhasilan yang bervariasi.

Tindakan pembedahan bertujuan mengangkat lesi endometriosis, perlengketan dan jaringan parut. Operasi laparoskopi menggunakan kamera kecil untuk membantu visualisasi melalui sayatan yang minimal. Perawatan akan dipertimbangkan dari sisi preferensi, efektifitas, efek samping, keamanan jangka panjang, biaya dan ketersediaan. Penting untuk memiliki kesadaran sehingga dapat dideteksi lebih awal. Deteksi yang lebih awal dapat menghentikan perkembangan terjadinya penyakit dan mengurangi efek jangka panjang. 

Sumber:

Kassel, G. (2023, February 22). Hormone therapy for endometriosis: 6 treatments to try. Healthline. https://www.healthline.com/health/hormone-therapy-for-endometriosis

Parasar, P., Ozcan, P., & Terry, K. L. (2017). Endometriosis: Epidemiology, Diagnosis and Clinical Management. Current obstetrics and gynecology reports, 6(1), 34–41. https://doi.org/10.1007/s13669-017-0187-1

World Health Organization. (2023, March 24). Endometriosis. World Health Organization. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/endometriosis