Blog

Apakah Alergi Sperma Benar Ada?

13 Februari, 2025 by Maia

Apakah Alergi Sperma Benar Ada?

Apa yang Anda perlu ketahui:

  • Alergi sperma merupakan reaksi sistem imun tubuh yang berlebihan terhadap paparan sperma. 
  • Alergi sperma memiliki gejala berupa rasa terbakar, nyeri, gatal-gatal, dan pembengkakan setelah berhubungan seksual. 
  • Reaksi alergi tidak hanya terjadi pada area kelamin, tetapi juga bisa terjadi pada mulut dan kulit. 

Alergi sperma atau human seminal plasma hypersensitivity adalah kondisi yang dapat terjadi pada wanita setelah berhubungan seksual. Kondisi ini disebabkan oleh reaksi berlebihan oleh sistem imun tubuh terhadap protein yang terkandung dalam air mani pria.

Kondisi ini cukup langka, namun jika terjadi dapat mempersulit kehamilan dan membuat seks tidak nyaman. 

Alergi sperma dapat dialami oleh siapa saja, namun lebih sering terjadi pada wanita diatas usia 30 tahun.

Gejala alergi sperma

Alergi sperma dapat terasa dari munculnya gejala seperti kemerahan, nyeri, rasa terbakar, bahkan pembengkakan selama atau setelah berhubungan seks pada daerah vagina dan sekitarnya. Selain vagina, rasa gejala alergi dapat muncul di dubur, kulit, dan mulut yang terekspos kepada air mani.

Alergi sperma tidak selalu langsung terasa, pada umumnya gejala akan muncul sekitar 20-30 menit setelah berhubungan seksual dengan pasangan. Tergantung dengan tingkat keparahannya, alergi ini bisa bertahan selama beberapa jam, bahkan sampai beberapa hari.  

Pada kasus yang lebih drastis, alergi sperma pun bisa mengancam jiwa. Alergi sperma dapat menyebabkan anafilaksis, yang bisa berujung dengan syok, atau pingsan. Jika ini terjadi, kondisi harus cepat ditangani.

Cara mendiagnosa alergi sperma

Jika Anda merasa gejala-gejala tersebut setelah berhubungan seks, alergi terhadap sperma bisa jadi penyebabnya. Untuk memastikan ini, dokter harus melakukan konsultasi dahulu, sebelum memastikan diagnosis dengan pemeriksaan vagina, tes usap vagina, tes darah, dan skin prick test.

Skin prick test atau tes alergi adalah sebuah tes yang dilakukan untuk melihat reaksi tubuh terhadap alergen, seperti air mani.  Dalam prosedur ini, dokter dapat menusuk kulit dengan jarum yang sudah dituang dengan larutan allergen untuk melihat reaksi tubuh.

 

Cara mengatasi alergi sperma

Alergi sperma dapat menjadi hambatan terhadap hubungan yang sehat dengan pasangan dan juga mempersulit kehamilan. Dengan itu, beberapa cara ini dapat membantu mengurangi dampaknya alergi sperma:

  1. Menggunakan kondom

Cara ini merupakan cara paling mudah untuk mencegah alergi sperma. Dengan menggunakan kondom, kemungkinan terpapar air mani akan berkurang. Bila kondom tidak mencegah alergi kambuh, ini bisa berarti bahwa alergi tersebut dipicu oleh alergen yang lain, bukan sperma.

  1. Menggunakan obat antialergi

Dokter dapat meresepkan obat seperti antihistamin untuk mengurangi jumlah histamin dalam tubuh. Histamin merupakan zat yang memicu gejala alergi pada tubuh jika terpapar dengan alergen. Apabila kasus alergi cukup berat, epinephrine dapat diberikan oleh dokter untuk meredakan gejala dan mencegah anafilaksis.

  1. Menjalani desensitisasi 

Jika Anda ingin menggunakan jenis KB selain kondom atau sedang mencoba hamil, terapi desensitisasi bisa jadi salah satu cara untuk mengurangi reaksi alergi tubuh terhadap sperma.

Terapi desensitisasi dilakukan dengan cara memaparkan alergen secara berkala dan bertahap. Reaksi tubuh harus terus dipantau, dan dosis paparan alergen akan disesuaikan dengan respons tubuh. Jika tubuh sudah semakin ‘kebal,’ maka tingkat alergen dapat ditingkatkan. Namun, jika reaksi alergi memburuk atau tetap sama, tingkat alergen akan dikurangi.

Dengan cara ini diharapkan sistem imun tubuh akan pelan-pelan mengenali dan mengurangi responnya terhadap paparan alergen. 

Perlu dicatat, desensitisasi harus dilakukan dengan anjuran dokter untuk mengurangi risikonya anafilaksis.

  1. Menggunakan teknologi bantuan reproduksi (ART)

Bagi yang sedang merencanakan kehamilan namun terhalang oleh alergi sperma, dokter dapat merekomendasikan program bayi tabung seperti IVF atau ICSI.

Dengan kedua cara ini, paparan terhadap sperma akan terminimalisir, karena pembuahan terjadi di luar rahim dalam kondisi steril laboratorium. Lalu, sel telur yang sudah dibuahi akan ditempatkan langsung di dalam rahim. Dengan begitu, Anda tidak harus terpapar dengan sperma sehingga reaksi alergi tidak akan terjadi.

Sedang merencanakan program hamil? PLans dapat menghubungkan Anda dengan klinik fertilitas terbaik di Indonesia dan seluruh dunia, termasuk klinik mitra terpercaya di Malaysia, Singapura, dan Korea Selatan untuk mendukung perjalanan Anda menuju kehamilan.

Sumber

Ambardekar, N., & Hill, L. O. (2023, 25 Maret). How does a doctor diagnose an allergy?. WebMD. https://www.webmd.com/allergies/allergy-test-facts

Cleveland Clinic. (2025, 7 Februari ). Semen allergy: Causes, symptoms, diagnosis & treatment. Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/25024-semen-allergy

Senoy, C. C. (2024, 5 Desember). Semen allergy: A cause of infertility?. Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/infertility/expert-answers/semen-allergy/faq-20058370