Apa yang Anda perlu ketahui:
- IVF merupakan salah satu opsi terbaik untuk menangani infertilitas, namun ada beberapa risiko yang harus dipertimbangkan.
- Keguguran, kelainan ektopik, kehamilan kembar, tekanan mental, dan Ovarian Hyperstimulation Syndrome (OHSS) adalah risiko yang bisa terjadi saat menjalani program bayi tabung.
Bagi mereka yang sedang memiliki masalah infertilitas, program bayi tabung (IVF) adalah salah satu opsi terbaik untuk mendapatkan keturunan. Namun, perlu diketahui bahwa program bayi tabung tidak sepenuhnya bebas risiko. Bayi tabung dapat menimbulkan masalah pada sang ibu atau bayi seperti:
-
Keguguran
Setiap kehamilan memang memiliki risiko mengalami keguguran, tetapi pada kehamilan bayi tabung peluang tersebut sedikit lebih tinggi, sehingga 15% sampai 25%. Jika lebih dari 1 embrio ditanamkan di rahim, risiko terjadinya keguguran tentu akan menaik. Faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah usia ibu, sebab di usia atas 35 tahun, risiko keguguran akan semakin meningkat.
-
Kehamilan ektopik
Sekitar 2% sampai 5% wanita yang menjalani bayi tabung akan mengalami kehamilan ektopik, yaitu kehamilan yang terjadi di luar rahim. Pada umumnya, ini terjadi di tuba falopi. Sel telur yang dibuahi di luar rahim tidak bisa berkembang, sehingga kehamilan tidak bisa dilanjutkan.
-
Persalinan bayi kembar
Meskipun sudah tidak dianjurkan, beberapa klinik bayi tabung akan menanamkan lebih dari satu embrio untuk meningkatkan peluang sukses hamil. Namun, bila itu dilakukan ada kemungkinan lebih dari satu embrio akan berkembang menjadi janin, sehingga hasilnya adalah anak kembar. Melahirkan anak kembar dapat menimbulkan komplikasi bagi anak dan ibu. Dengan itu, American Society for Reproductive Medicine (ASRM) menyarankan dokter dan pasien untuk hanya melakukan single-embryo transfer (nenanamkan satu embrio saja) untuk meminimalisir peluang terjadinya hamil kembar.
-
Ovarian hyperstimulation syndrome (OHSS)
Ovarian hyperstimulation syndrome (OHSS) adalah kondisi yang dapat disebabkan oleh obat-obatan yang digunakan saat program bayi tabung. Kondisi ini menyebabkan wanita mengalami penumpukan cairan di perut dan dada. Beberapa gejala dari kondisi ini adalah sakit perut, kembung, berat badan naik secara drastis, mual, muntah, dan sesak napas. Menurut NHS, sekitar 33% wanita yang sedang menjalani terapi infertilitas akan mengalami OHSS ringan.
-
Stres
Bagi sebagian besar pasangan yang menjalani program bayi tabung, prosedur ini merupakan opsi terakhirnya untuk mengatasi infertilitas. Bukan hanya itu, bayi tabung pada umumnya cukup mahal. Dengan demikian, program bayi tabung akan memiliki dampak finansial, fisik, dan emosional yang besar. Pasangan yang menjalankan program bayi tabung akan sangat membutuhkan dukungan dari konselor, keluarga, dan teman dekat.
Sumber
Guidance on the limits to the number of embryos to transfer: a committee opinion. (2021). American Society for Reproductive Medicine. Diakses Juli 9, 2024, dari https://www.asrm.org/practice-guidance/practice-committee-documents/guidance-on-the-limits-to-the-number-of-embryos-to-transfer-a---committee-opinion-2021/
IVF risks. (2021, Oktober 18). IVF - NHS. Diakses Juli 9, 2024, dari https://www.nhs.uk/conditions/ivf/risks/
Kallen, A. (2022, Juni 23). IVF twins: How common are they? Flo. Diakses Juli 9, 2024, dari https://flo.health/getting-pregnant/trouble-conceiving/fertility-treatments/ivf-twins