Blog

Pentingnya Tes Anti-Mullerian Hormone Saat Program Hamil

January 19, 2025 by Maia

Pentingnya Tes Anti-Mullerian Hormone Saat Program Hamil

Apa yang Anda perlu ketahui:

  • Pada wanita, AMH yang tinggi berarti bahwa sel telur di cadangan ovarium masih banyak.
  • Sebaliknya, kadar AMH yang rendah berarti bahwa cadangan ovarium sudah menipis.

Apa itu Anti Mullerian Hormone? 

Hormon Anti Mullerian (AMH) memiliki peran penting untuk membentuk organ reproduksi. 

Pada bayi pria, kadar AMH lebih tinggi dengan guna untuk mencegah pembentukan organ reproduksi perempuan. Setelah masa pubertas, kadar hormon ini akan menurun pada tubuh pria. 

Di sisi lain, pada bayi perempuan, ovarium hanya memproduksi jumlah AMH yang lebih sedikit ketimbang testis bayi pria. Pada saat mulainya pubertas, kadar AMH akan meningkat, dan akan menurun setelah menopause. 

Di tubuh wanita, AMH diproduksi oleh sel yang ditemukan pada folikel ovarium. Folikel merupakan kantong-kantong kecil yang ditemukan di dalam ovarium dan memiliki fungsi untuk melepaskan sel telur.

Dengan itu, kadar AMH pada tubuh wanita akan berhubungan dengan jumlah sel telur yang masih tersedia dalam cadangan ovarium:

  • Kadar AMH yang tinggi berarti bahwa sel telur di cadangan ovarium masih banyak.
  • Kadar AMH yang rendah berarti bahwa sel telur di cadangan ovarium sudah semakin sedikit. 

Tujuan tes AMH 

Sebagian besar tes AMH dilakukan untuk keperluan program hamil seperti bayi tabung (IVF). Hal ini dilakukan untuk mengetahui cadangan ovarium calon ibu. Melalui tes AMH, jumlah dan kualitas cadangan ovarium dapat diperkirakan dengan akurat. Pada umumnya, level AMH yang baik akan menurun dengan usia.

Berikut ini merupakan estimasi kadar normal AMH: 

  • 25 tahun: 3.0 ng/mL.
  • 30 tahun: 2.5 ng/mL.
  • 35 tahun: 1.5 ng/ mL.
  • 40 tahun: 1 ng/mL.
  • 45 tahun: 0.5 ng/mL.

Perlu diketahui, kadar AMH yang tinggi tidak selalu menandakan hal yang baik. AMH yang tinggi di atas ambang normal bisa menjadi tanda polycystic ovary syndrome (PCOS). Kadar AMH juga tidak bisa memprediksi kesuburan Anda, atau kapan menopause akan terjadi.

Selain untuk program hamil, tes AMH dapat dilakukan untuk keperluan lain seperti:

  • Mendiagnosa tidak terjadinya menstruasi (amenorrhea)
  • Mendeteksi menopause
  • Mendiagnosis PCOS (polycystic ovarian syndrome)
  • Membantu diagnosis amigious gender pada anak-anak.

Metode tes AMH

Tes AMH hanya membutuhkan sampel darah dan dapat dilakukan kapan saja. Beda dengan tes kesuburan yang lain, tes AMH dapat dilakukan pada setiap fase siklus menstruasi, karena kadar AMH akan relatif stabil. 

Untuk mendapatkan hasil, dokter akan mengambil sampel darah yang akan dikirim ke laboratorium untuk dianalisa. 

Pasca tes AMH

Setelah hasilnya sudah diterima, pada umumnya dokter akan melakukan konsultasi untuk memberitahu hasil dan tahap berikutnya. 

Pada program hamil, hasil tes hormon AMH akan menjadi salah satu pertimbangan dokter dalam merencanakan tindakan medis atau pengobatan berikutnya.

Kadar hormon yang rendah dapat menandakan jumlah dan kualitas sel telur yang rendah.. Dengan itu, terapi hormon dapat dilakukan untuk meningkatkan peluang kesuksesan program hamil yang sedang dijalani. 

Kadar AMH yang terlalu rendah juga bisa menjadi tanda bahwa Anda sudah memasuki fase menopause

Sebaliknya, hasil yang menunjukkan kadar hormon AMH yang tinggi bisa menjadi tanda bahwa peluang kesuksesan prosedur bayi tabung cukup baik.

Ingin tahu langkah terbaik saat merencanakan kehamilan? PLans dapat membantu Anda melalui konsultasi, skrining, sehingga terapi dan tindakan seperti IVF! Melalui pendekatan digital di aplikasi PLans, membuat rencana akan menjadi semakin mudah. 

Sumber

Anti-mullerian hormone (AMH) test: Purpose, Levels & Results. Cleveland Clinic. (2024, December 11). https://my.clevelandclinic.org/health/diagnostics/22681-anti-mullerian-hormone-test 

Dewailly, D., Andersen, C. Y., Balen, A., Broekmans, F., Dilaver, N., Fanchin, R., Griesinger, G., Kelsey, T. W., La Marca, A., Lambalk, C., Mason, H., Nelson, S. M., Visser, J. A., Wallace, W. H., & Anderson, R. A. (2014). The physiology and clinical utility of anti-Müllerian hormone in women. Human Reproduction Update, 20(3), 370–385. https://doi.org/10.1093/humupd/dmt062