Blog

Kenali 5 Jenis Tes Kesuburan untuk Wanita dalam Program Hamil

June 27, 2024 by Maia

Kenali 5 Jenis Tes Kesuburan untuk Wanita dalam Program Hamil

Apa yang Anda perlu ketahui:

  • Pemeriksaan kesuburan bisa dilakukan dari melihat kondisi organ reproduksi seperti rahim, tuba falopi, indung telur, leher rahim, dan vagina. 
  • Selain pemeriksaan organ reproduksinya, kesuburan dapat dinilai dari fungsi ovulasi dan kadar hormon pada tubuh. 

Agar kehamilan dapat terjadi, organ reproduksi pada tubuh harus berada dalam keadaan sehat. Jika seseorang tidak kunjung hamil walaupun sudah mencoba berkali-kali, maka pemeriksaan kesuburan akan dianjurkan untuk mengetahui kondisi organ reproduksi. 

Sebagai skrining awal, sebelum menjalani pemeriksaan kesuburan, dokter akan bertanya mengenai riwayat kesehatan Anda seperti:

  • Penyakit atau kondisi yang pernah atau sedang dialami
  • Kehidupan seksual. 
  • Obat-obatan yang dikonsumsi 
  • Gaya hidup seperti merokok atau minum alkohol
  • Riwayat penggunaan alat kontrasepsi
  • Siklus menstruasi.

Secara umum, berikut ini merupakan pemeriksaan pada organ reproduksi yang dapat direkomendasikan oleh dokter:

  1. USG Transvaginal Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara menggunakan alat USG melalui vagina untuk mengambil gambar organ reproduksi. USG transvaginal dapat digunakan untuk melihat kondisi organ seperti rahim, tuba falopi, leher rahim, indung telur, dan vagina. --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Selain untuk melihat kondisi organ secara umum, USG transvaginal juga dapat digunakan untuk memeriksa kondisi seperti kista, keguguran, kehamilan ektopik, nyeri panggul, dan pendarahan pada vagina. Adapun fungsinya untuk mengkonfirmasi kehamilan pada minggu-minggu awal.
  2. Histeroskopi Histeroskopi merupakan pemeriksaan kesuburan yang dilakukan dengan alat berbentuk seperti selang kecil yang dimasuki ke dalam rahim. Selang ini merupakan sebuah teleskop dan kamera yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya fibroid, kista, polip, ataupun kelainan lainnya di dalam rahim. Selain itu, alat ini juga bisa digunakan untuk mengambil sampel dari rahim apabila dibutuhkan. ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------##
  3. Histerosalfinografi Histerosalfinografi atau HSG merupakan salah satu cara untuk mengetahui kondisi rahim dan tuba falopi. Tes ini dilakukan dengan menggunakan foto rontgen untuk mengambil gambar bagian dalamnya rahim dan tuba falopi.  -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Supaya hasilnya jelas, cairan kontras akan disuntikkan ke dalam rahim sebelum gambal rontgen diambil. Hasil dari HSG dapat digunakan untuk melihat adanya masalah yang dapat menyulitkan proses pembuahan, seperti bentuk rahim yang tidak normal, atau adanya penyumbatan pada tuba falopi.
  4. Laparoskopi Mirip seperti histeroskopi, laparoskopi dilakukan dengan memasukkan kamera kecil ke dalam perut melalui sayatan kecil.  -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Prosedur ini berguna untuk melihat seluruh bagian panggul, sehingga bisa digunakan untuk mendiagnosa penyebab infertilitas seperti endometriosis, kista rahim, atau perlengketan yang bisa disebabkan oleh penyakit pada ovarium dan tuba falopi. Selain itu, laparoskopi juga merupakan salah satu cara untuk mendiagnosa radang panggul.

Pemeriksaan untuk Ovulasi dan Hormon

Bukan hanya organ reproduksi yang harus dipertimbangkan, fungsi ovulasi dan kadar hormon juga dapat berdampak kepada kesuburan wanita. Ovulasi merupakan fase siklus menstruasi dimana proses pelepasan sel telur terjadi. Berhubung dengan itu, siklus menstruasi dikendalikan dengan berbagai hormon. 

Untuk mengecek fungsi ovulasi atau kadar hormon, dokter Anda dapat merekomendasikan pemeriksaan seperti: 

  • Tes kadar progesteron: Hormon ini merupakan indikator terjadinya ovulasi.
  • Tes kadar AMH (anti-Mullerian hormone): Tes ini dilakukan untuk melihat cadangan ovarium. 
  • Pemeriksaan suhu basal tubuh: Suhu basal merupakan temperatur saat tubuh beristirahat. Saat ovulasi terjadi, suhu basal akan menaik.
  • Pemeriksaan hormon FSH (follicle-stimulating hormone): Hormon ini berfungsi untuk mengendalikan produksi sel telur di ovarium.
  • Pemeriksaan kadar LH (luitenizing hormone): Kadar hormon ini meningkat sesaat sebelum ovulasi.
  • Pemeriksaan tiroid: Kekurangan maupun kelebihan hormon tiroid dapat menyebabkan masalah kesuburan pada wanita.

Anda tidak perlu melakukan semua tes yang ada di atas ini. Dokter akan menganjurkan tes tertentu saja berdasarkan kebutuhan medis Anda. 

Tidak perlu khawatir, setelah melakukan pemeriksaan, sekitar 85% pasangan akan mengetahui masalah kesuburan yang mereka alami. Jika akar masalahnya sudah jelas, dokter dapat melakukan pengobatan yang tepat agar Anda bisa cepat hamil.

Sumber

Diagnosis of infertility. (2023, Agustus 9). NHS. Diakses Juni 25, 2024, dari https://www.nhs.uk/conditions/infertility/diagnosis/

Hoffman, M. (2023, September 15). Fertility Tests for Women: Pap Smear, Ovulation Tests, and More. WebMD. Diakses Juni 25, 2024, dari https://www.webmd.com/infertility-and-reproduction/fertility-tests-for-women1