Kenali 5 Jenis Tes Kesuburan untuk Wanita dalam Program Hamil

Kenali 5 Jenis Tes Kesuburan untuk Wanita dalam Program Hamil

Apa yang Anda perlu ketahui:

  • Pemeriksaan kesuburan bisa dilakukan dari melihat kondisi organ reproduksi seperti rahim, tuba falopi, indung telur, leher rahim, dan vagina. 
  • Selain pemeriksaan organ reproduksinya, kesuburan dapat dinilai dari fungsi ovulasi dan kadar hormon pada tubuh. 

  • Agar kehamilan dapat terjadi, organ reproduksi pada tubuh harus berada dalam keadaan sehat. Jika seseorang tidak kunjung hamil dalam waktu satu tahun dengan aktivitas seksual secara rutin, maka pemeriksaan kesuburan akan dianjurkan untuk mengetahui kondisi organ reproduksi. 


    Sebagai skrining awal, sebelum menjalani pemeriksaan kesuburan, dokter akan bertanya mengenai riwayat kesehatan Anda seperti:

    • Penyakit atau kondisi yang pernah atau sedang dialami
    • Kehidupan seksual. 
    • Obat-obatan yang dikonsumsi 
    • Gaya hidup seperti merokok atau minum alkohol
    • Riwayat penggunaan alat kontrasepsi
    • Siklus menstruasi.

    Secara umum, berikut ini merupakan pemeriksaan pada organ reproduksi yang dapat direkomendasikan oleh dokter:

  • USG Transvaginal

  • Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara menggunakan alat USG melalui vagina untuk mengambil gambar organ reproduksi. USG transvaginal dapat digunakan untuk melihat kondisi organ seperti rahim, tuba falopi, leher rahim, indung telur, dan vagina.


    Selain untuk melihat kondisi organ secara umum, USG transvaginal juga dapat digunakan untuk memeriksa kondisi seperti kista, keguguran, kehamilan ektopik, nyeri panggul, dan pendarahan pada vagina. Adapun fungsi dari USG juga untuk mengkonfirmasi kehamilan pada minggu-minggu awal. 

  • Histeroskopi

  • Histeroskopi merupakan pemeriksaan kesuburan yang dilakukan dengan alat berbentuk seperti selang kecil yang dimasuki ke dalam rahim. Selang ini merupakan sebuah teleskop dan kamera yang dapat digunakan untuk memeriksa kondisi rahim dan leher rahim. Alat histeroskopi dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa perdarahan di area rahim, penebalan endometrium, perdarahan setelah menopause dan mencari penyebab infertilitas. Selain itu, alat ini juga bisa digunakan untuk mengambil sampel dari rahim apabila ditemukan adanya kelainan. 

  • Histerosalfingografi

  • Histerosalfingografi (HSG) atau yang biasa disebut dengan uterosalfingografi atau hidrotubasi  merupakan salah satu cara untuk mengetahui kondisi rahim dan tuba falopi. Tes ini dilakukan dengan menggunakan foto rontgen untuk mengambil gambar bagian dalamnya rahim dan area di sekitarnya.

    HSG dengan bahan pewarna kontras dapat meningkatkan kejelasan dari gambar yang dihasilkan. Hasil HSG dapat digunakan untuk mencari akar masalah yang dapat menyulitkan proses pembuahan, seperti contohnya bentuk rahim yang tidak normal atau adanya penyumbatan pada tuba falopi. 

  • Laparoskopi

  • Laparoskopi dilakukan dengan memasukkan kamera kecil atau telescope ke dalam perut melalui sayatan kecil. Gas karbondioksida akan dimasukkan ke dalam rongga perut untuk melindungi organ sekitarnya seperti usus, kandung kemih atau pembuluh darah.

    Prosedur ini bisa melakukan penilaian dari ovarium, tuba fallopi dan rahim. Prosedur laparoskopi memerlukan tindakan anestesi.


    Dokter pemeriksa akan menentukan pemeriksaan pencitraan atau imaging apa yang terbaik untuk Anda.

    Pemeriksaan Ovulasi dan Hormon

    Bukan hanya organ reproduksi yang harus dipertimbangkan, fungsi ovulasi dan kadar hormon juga dapat berdampak kepada kesuburan wanita. Ovulasi merupakan fase siklus menstruasi dimana proses pelepasan sel telur terjadi. Berhubung dengan itu, siklus menstruasi dikendalikan dengan berbagai hormon. 


    Untuk memeriksa fungsi ovulasi atau kadar hormon, dokter Anda dapat merekomendasikan pemeriksaan seperti: 

    • Tes kadar progesteron: Hormon ini merupakan indikator terjadinya ovulasi.
    • Tes kadar AMH (anti-Mullerian hormone): Tes ini dilakukan untuk melihat cadangan ovarium. 
    • Pemeriksaan suhu basal tubuh: Suhu basal merupakan temperatur saat tubuh beristirahat. Saat ovulasi terjadi, suhu basal akan menaik.
    • Pemeriksaan hormon FSH (follicle-stimulating hormone): Hormon ini berfungsi untuk mengendalikan produksi sel telur di ovarium.
    • Pemeriksaan kadar LH (luitenizing hormone): Kadar hormon ini meningkat sesaat sebelum ovulasi.
    • Pemeriksaan tiroid: Kekurangan maupun kelebihan hormon tiroid dapat menyebabkan masalah kesuburan pada wanita.

    Anda tidak perlu melakukan semua tes yang ada di atas ini. Dokter akan menganjurkan tes tertentu saja berdasarkan kebutuhan medis Anda. 


    Tidak perlu khawatir, setelah melakukan pemeriksaan, sekitar 85% pasangan akan mengetahui masalah kesuburan yang mereka alami. Jika akar masalahnya sudah jelas, Dokter dapat memberikan opsi pengobatan yang tepat agar Anda bisa lebih cepat mendapatkan keturunan.


    Sumber

    Diagnosis of infertility. (2023, Agustus 9). NHS. Diakses Juni 25, 2024, dari https://www.nhs.uk/conditions/infertility/diagnosis/

    Hoffman, M. (2023, September 15). Fertility Tests for Women: Pap Smear, Ovulation Tests, and More. WebMD. Diakses Juni 25, 2024, dari https://www.webmd.com/infertility-and-reproduction/fertility-tests-for-women1

    Kembali ke blog

    Tulis komentar

    Ingat, komentar perlu disetujui sebelum dipublikasikan.