Yang Anda perlu ketahui:
- Ejakulasi di luar memang mengurangi risiko kehamilan, tetapi risiko hamil tetap ada.
- Cara kontrasepsi ini tidak mencegah penyebaran penyakit menular seksual.
- Metode ejakulasi di luar sebaiknya dilakukan dengan kombinasi kondom atau pil KB agar kehamilan tetap dapat dicegah.
Pada masa lalu, sebelum ada kondom atau alat kontrasepsi lainnya, keluar di luar adalah salah satu cara mencegah kehamilan yang bisa dilakukan. Sampai sekarang, cara ini masih dilakukan meskipun ada kondom yang cukup mudah dijangkau dan murah
Pasalnya, cara kontrasepsi ini mudah, dan tidak perlu alat atau obat tambahan. Beberapa pasangan pun lebih suka metode ini, karena menurutnya, kondom dapat mengurangi sensasi saat seks.
Sayangnya, metode kontrasepsi memiliki beberapa kekurangan, dan tetap ada risiko kehamilan. Seberapa efektifkah metode ini? Mari kita selidiki faktanya.
Apakah keluar di luar efektif dalam mencegah kehamilan?
Pada umumnya, studi telah menunjukkan bahwa metode keluar di luar memiliki tingkat efektifitas sekitar 80%. Artinya 1 dari 5 pasangan tetap hamil ketika menggunakan kontrasepsi ini.
Jika dilakukan secara sempurna, dimana pria mengeluarkan penisnya sebelum ejakulasi dan tanpa munculnya cairan pra-ejakulasi, tingkat kegagalan metode ini turun sampai 4%. Walaupun demikian, metode ini jarang sekali dilakukan secara sempurna.
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa cairan praejakulasi tetap mengandung sperma, walaupun tidak banyak.
Jika ada sedikitpun sperma atau cairan praejakulasi yang masuk ke vagina atau vulva, kehamilan tetap akan terjadi. Jadi, jika Anda melakukan metode ini, pastikan ejakulasi terarah sejauh mungkin dari vagina.
Pasalnya, saat berhubungan seksual Anda akan sering kali lupa sehingga tidak terlalu fokus untuk memperhatikannya.
Apakah metode ini mencegah penyakit seksual?
Selain risiko kehamilan yang tetap ada, metode ini juga tidak melindungi Anda dari risiko penyebaran penyakit menular seksual (PMS).
Berkaitan dengan ini, penting sekali untuk Anda mengetahui status pasangan. Beberapa penyakit IMS, seperti Herpes, HPV, dan HIV akan menjadi kondisi seumur hidup. Selain itu, sifilis juga bisa menyebabkan kematian jika tidak cepat ditangani.
Apakah metode ini sebaiknya dihindari?
Memang, jika tidak ada opsi lain, cara ini lebih baik dibanding keluar di dalam untuk mencegah kehamilan. Selain itu, seperti dikatakan sebelumnya, metode ini tidak mencegah penularan IMS,
Menggunakan kondom atau kontrasepsi lainnya pastinya menjadi pilihan terbaik untuk mengurangi risiko hamil. Pasalnya, tidak dipungkiri bahwa masih ada kemungkinan sperma atau cairan pra-ejakulasi masuk ke dalam vagina jika Anda menggunakan metode keluar di luar.
Sumber
Carroll, K. (2021, November 10). How effective is the pull out method? Clue. Diakses April 8, 2024, dari https://helloclue.com/articles/sex/whats-up-with-pulling-out
Centers for Disease Control and Prevention. (2023, March 27). Coitus Interruptus (Withdrawal). Centers for Disease Control and Prevention. Diakses April 8, 2024, dari https://www.cdc.gov/reproductivehealth/contraception/mmwr/mec/appendixh.html