Inseminasi buatan atau Bayi Tabung, Mana yang Lebih Baik?

Inseminasi buatan atau Bayi Tabung, Mana yang Lebih Baik?

Terkadang, pasangan suami-istri akan mengalami kendala saat ingin memiliki momongan. 
Beruntungnya, dengan perkembangan dalam dunia medis, kemajuan teknologi bisa memberikan harapan bagi pasangan yang mengalami kesulitan memperoleh keturunan. 
Mungkin kata “inseminasi” dan “bayi tabung” tidak asing lagi didengar. 
Namun, apa itu inseminasi buatan, dan bayi tabung? Lalu, apa perbedaannya? 
Cari tahu yuk di ulasan bawah ini! 

Apa itu IVF?

Berdasarkan definisi yang ditetapkan oleh American Center for Disease Control (CDC), ART (assisted reproductive technology) adalah jenis prosedur untuk mengatasi infertilitas dimana sel telur atau embrio dimanipulasi. 

IVF (in vitro fertilization) atau lebih dikenal dengan nama bayi tabung adalah salah satu prosedur ART yang umum dikenal dalam masyarakat. Prosedur ini mulai dikenal sejak pertama kali keberhasilannya pada tahun 1978.  

Pada umumnya, IVF bisa diterapkan pada wanita yang memiliki gangguan pada tuba fallopi, jumlah persediaan ovarium yang telah menurun, gangguan ovulasi, dan laki-laki yang mengalami infertilitas.

Dengan demikian, proses IVF memungkinkan terjadinya pembuahan tanpa melalui tuba fallopi sehingga bisa ditujukan untuk wanita yang mengalami gangguan pada tuba fallopi, baik yang terhambat, rusak, sehingga yang tidak memiliki tuba fallopi. Sampai saat ini, IVF merupakan metode dengan tingkat keberhasilan paling tinggi jika dibandingkan dengan prosedur lainnya.

Hingga saat ini belum ada yang menjadi kontraindikasi absolut untuk seseorang mencoba teknik IVF. Akan tetapi, IVF tidak disarankan untuk dilakukan pada ibu yang memiliki risiko tinggi jika mengalami kehamilan seperti memiliki gangguan pada jantung yang berat. 

Bagaimana IVF dilakukan? 

Proses IVF terdiri dari lima tahapan yaitu stimulasi ovarium terkontrol, ovum pick up, persiapan sperma, inseminasi oosit atau fertilisasi, dan transfer embrio. 

Pada tahap stimulasi ovarium, calon ibu akan mendapatkan suntikan hormon gonadotropin setiap hari. Tujuan pemberiaan hormon ini ialah menurunkan pelepas hormon LH dan FSH agar stimulasi ovarium bisa berjalan dengan baik. Setelah itu, dokter akan memantau perkembangan sel telur sampai mencapai ukuran yang diinginkan, dan dokter akan memberikan suntikan hormon human chorionic gonadotropin (hCG) untuk mematangkan sel telur. 

Proses berikutnya yaitu ovum pick up dilakukan pada 34 hingga 36 jam sejak suntikan hormon hCG. Proses ini dilakukan di ruangan bedah dengan panduan alat ultrasonografi transvaginal (USG transvaginal) dan sedasi (untuk menenangkan selama proses ini berlangsung). Setelah mendapatkan sel telur yang diinginkan, sel telur akan dipindahkan ke media khusus untuk dikultur. 

Sperma yang telah terkumpul akan dipersiapkan di laboratorium untuk berikutnya diinseminasi. Setelah proses inseminasi selesai, embrio telah membelah menjadi 6 hingga 8 sel, transfer embrio akan dilakukan dengan memasukan kateter lunak ke dalam rongga rahim dengan bantuan USG transabdominal. 

Apa itu inseminasi buatan?

Inseminasi Intrauterine (IUI) 

IUI atau inseminasi buatan dilakukan dengan cara memasukkan sperma ke dalam rahim, dengan harapan memperbesar kesempatan untuk mendapatkan kehamilan. Tindakan ini tidak seinvasif dan semahal IVF namun keberhasilannya lebih rendah jika dibandingkan dengan IVF. IUI seringkali menjadi langkah awal pada kasus dengan ketidaksuburan. IUI bisa menjadi pilihan untuk wanita yang mengalami PCOS, anovulasi, gangguan mukus serviks, atau juga pasangan yang memiliki permasalahan pada sperma.


Seperti tatalaksana fertilitas lainnya, tindakan IUI dimulai pada hari pertama siklus menstruasi. Setelah 12 hingga 14 hari, dokter akan memastikan kematangan dari sel telur untuk dibuahi. Pada saat menjelang ovulasi, sperma akan dicuci, kemudian dimasukkan ke dalam rahim melalui kateter kecil, dengan harapan akan terjadi kehamilan setelah itu.

Bagaimana tingkat keberhasilan dari IVF? 

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh American Pregnancy Association, peluang keberhasilan IVF adalah sebagai berikut ini: 

  • 41-43% pada wanita usia di bawah 35 tahun
  • 33-36% pada wanita usia 35 hingga 37 tahun
  • 23-27% pada wanita usia 38 hingga 40 tahun
  • 13-18% pada wanita usia di atas 40 tahun

Sedangkan data lainnya yaitu dari Society for Assisted Reproductive Technology pada tahun 2018: 

Wanita <35 tahun:

  • Kemungkinan lahir hidup - 47.6%
  • Bayi tunggal (kemungkinan lahir hidup) - 89.4%
  • Kembar ( kemungkinan lahir hidup) - 10.4%
  • Kembar tiga (kemungkinan lahir hidup) - 0.2% 

35-37 tahun:

  • Kemungkinan lahir hidup - 30.7%
  • Bayi tunggal (kemungkinan lahir hidup) - 90.3%
  • Kembar ( kemungkinan lahir hidup) - 9.5%
  • Kembar tiga (kemungkinan lahir hidup) - 0.2% 

38-40 tahun:

  • Kemungkinan lahir hidup - 21.7%
  • Bayi tunggal (kemungkinan lahir hidup) - 90.9%
  • Kembar ( kemungkinan lahir hidup) - 8.9%
  • Kembar tiga (kemungkinan lahir hidup) - 0.1% 

41-42 tahun :

  • Kemungkinan lahir hidup - 10.4%
  • Bayi tunggal (kemungkinan lahir hidup) - 93.6%
  • Kembar ( kemungkinan lahir hidup) - 6.3%
  • Kembar tiga (kemungkinan lahir hidup) - 0.2% 

>42 tahun:

  • Kemungkinan lahir hidup - 3.1%
  • Bayi tunggal (kemungkinan lahir hidup) - 94.9%
  • Kembar ( kemungkinan lahir hidup) - 5.1%
  • Kembar tiga (kemungkinan lahir hidup) - 0% 

Cara Meningkatkan Peluang Keberhasilan

Seiring dengan usia yang semakin tua, kuantitas dan kualitas dari sel telur akan menurun. Namun jangan putus asa, karena ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kualitasnya. 

    1. Gaya hidup yang sehat. Penting sekali untuk memahami bahwa gaya hidup yang sehat bukan hanya dari makanan yang dikonsumsi. Melainkan dari kebiasaan berolahraga, tidur yang cukup dan mengurangi atau menghindari paparan terhadap stress.
  • Berat badan yang ideal. 
    1. Mengkonsumsi vitamin prenatal. Waktu yang terbaik untuk mulai mengkonsumsi vitamin prenatal adalah 3 hingga 6 bulan sebelum konsepsi. Pasalnya, vitamin prenatal dapat meningkatkan kualitas sel telur. Selain itu, pihak calon ayah juga perlu memperhatikan suplemen, makanan, maupun minuman yang dikonsumsi agar bisa menghasilkan sperma yang berkualitas.

    Kedua metode ini memiliki kekurangan dan kelebihan yang masing-masing. Dengan itu, tentukan bersama dokter kandungan untuk tahu tindakan yang mana yang terbaik untuk Anda dan pasangan. 

    Ditulis oleh: dr Florencia Adeline

    Sumber:

    Choe J, Shanks AL. In Vitro Fertilization. [Updated 2022 Sep 5]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562266/

     

    Editor. (2022, June 13). IVF - in vitro fertilization. American Pregnancy Association. https://americanpregnancy.org/getting-pregnant/infertility/in-vitro-fertilization/ 

    Kembali ke blog

    Tulis komentar

    Ingat, komentar perlu disetujui sebelum dipublikasikan.